Saturday, December 5, 2009

Merek di Era New Wave: Tunjukkan Siapa Anda Sesungguhnya






Awalnya, merek (brand) digunakan untuk membedakan sebuah produk diantara produk lain yang sejenis. Dengan menggunakan merek, sebuah produk akan keluar dari kategori produk komoditas, yang harganya ditentukan oleh hukum pasar. Oleh karena itu, produk bermerek berkesempatan memasang harga di atas rata-rata harga pasar.

Tahun 1955, di Harvard Business Review tayang sebuah artikel bertajuk “The Product and The Brand” tulisan Burleigh Gardner dan Sidney Levy, yang semakin memperjelas perbedaan antara merek dengan produk. Konsep merek, mulai dirumuskan pada tahun 1980-an, termasuk bagaimana mengukur nilai sebuah merek (brand equity). Kemudian, istilah merek pun semakin populer di tahun 1990-an, dan menjadi bahasan utama dalam bidang pemasaran.

Dulu, sebuah merek cukup dengan nama yang unik, slogan nan indah, desain logo cantik atau jingle iklan populer. Manajemen merek pun ditujukan untuk meningkatkan nilai merek, dengan program pemasaran terpadu, promo, iklan ataupun program kehumasan. Saat itu, semua merek bekerja keras untuk meraih brand value, brand strength, top of mind, brand awareness dan brand loyalty, yang ujung-ujungnya akan melipatgandakan brand equity masing-masing.

Kini, Anda sebagai pemilik merek, sepertinya harus merubah paradigma tentang merek. Mungkin benar apa yang diungkapkan Hermawan Kartajaya, di era New Wave sekarang ini, “Merek adalah Karakter”. Ya, tidak cukup hanya membangun merek, tapi juga harus membangun karakter. Merek hanyalah selubung yang membungkus karakter sesungguhnya produk atau bisnis Anda. Karakter berkaitan dengan siapa Anda yang sebenarnya, dan bagaimana masyarakat melihat Anda apa adanya. Oleh karena itu, proses membangunan karakter ini, harus berlandaskan nilai-nilai kebaikan yang universal seperti kejujuran, saling menghormati, tanggung-jawab, prinsip keadilan, peduli satu sama lain, dan rasa kemanusiaan.

Dan satu hal lagi, bukan perusahaan raksasa saja yang harus membenahi karakter mereknya. Setiap pemilik merek semestinya melakukan hal yang sama, bahkan untuk level usaha kecil menengah (UKM). Seperti yang saat ini saya lakukan untuk BaksoGranatz, sebuah merek gerai bakso di daerah Sumpiuh, Banyumas Jawa Tengah. Mengawalinya dengan menciptakan nama yang unik, kemudian desain logo yang sesuai, termasuk dengan menjaring komunitas melalui situs jejaring sosial facebook. Karena target market BaksoGranatz lebih ke konsumen usia muda, karakter BaksoGranatz dirancang seperti anak muda jaman sekarang, yang kreatif, open mind, segar dan selalu semangat. Tentu saja tanpa melupakan nilai kejujuran, dan kebaikan universal lainnya.

Nah, bagaimana dengan Anda?



- Diolah dari berbagai sumber.
- Ditulis untuk "Bloggers - MarkPlus Conference 2010 - New Momentum New Strategy."
- Sumber gambar:  http://www.idea-sandbox.com/blog_images/brand_of_frankenstein.png
Tweet This
»»  READMORE...  

Thursday, November 19, 2009

10 Ide Promosi untuk Meningkatkan Penjualan Toko Anda tanpa Diskon







Lebaran Iedul Fitri sudah berlalu, itu artinya tren belanja masyarakat pun mulai menurun. Hal ini dirasakan sebagian besar bisnis, khususnya bisnis eceran. Mungkin Anda juga merasakan hal yang sama?

Untuk meningkatkan penjualan di suasana pasca-Lebaran, pemilik bisnis harus berpikir secara cermat. Cara yang biasa, seperti diskon misalnya, kadang bukan pilihan terbaik di saat seperti ini. Lalu promosi seperti apa lagi yang harus Anda jalankan?

Selain diskon, sebenarnya masih banyak pilihan promosi yang bisa Anda gunakan. Anda harus jeli mengamati target pasar, untuk menciptakan promosi yang tepat sasaran. Jika anda belum punya gambaran, semoga 10 ide promosi berikut bisa membantu. Apa saja itu? Sila simak di bawah ini:

1. Beli 1 gratis 1 – daripada Anda memberi diskon 50%, skema beli 1 gratis 1 akan terasa lebih menguntungkan kedua belah pihak. Anda dapat  menjual produk dengan harga utuh, dan pelanggan akan merasa beruntung mendapatkan 1 produk secara gratis.

2. Kursus Gratis – Untuk Anda yang menjual produk dengan prosedur pemakaian tertentu, berikan kursus gratis mengoptimalkan manfaat produk Anda. Pelanggan tentu akan merasa sangat terbantu dan berterimakasih atas layanan tersebut.

3. Promosi Bersama – Kerjasama dengan pemilik bisnis lain yang relevan di sekitar Anda. Bisa dicoba kerjasama dengan bisnis yang menjual produk pelengkap produk yang Anda jual, atau bisnis yang memiliki target pasar yang sama dengan bisnis Anda. Misal, BaksoGranatz membuat promo: Beli 10 porsi BaksoGranatz GRATIS 1 jam akses internet, bekerjasama dengan warung internet terdekat.

4. Hadiah Gratis untuk jumlah pembelian tertentu – Berikan hadiah untuk pelanggan yang membeli produk dalam jumlah tertentu. Misal, BaksoGranatz memberi hadiah T-Shirt gratis untuk setiap pembelian 20 porsi BaksoGranatz..

5. Hadiah Kejutan untuk pembelian tertentu – Kepuasan pelanggan terjadi ketika seseorang mendapatkan lebih dari yang dia harapkan. Atau, Anda memberikan sesuatu melebihi apa yang Anda janjikan. Untuk itu, berikan hadiah kejutan untuk pembeli dengan nilai transaksi tertentu, dan buat dia terpesona dengan layanan bisnis Anda.

6. Jual Paket – Produk yang kurang laris di toko Anda, bisa dijual satu paket dengan produk yang banyak diminati pembeli. Daripada menumpuk di gudang, jauh lebih baik untuk secepatnya menjual produk yang kurang laku tersebut.

7. Berikan Voucher – Pastikan pengunjung toko Anda kembali di lain waktu, dengan memberi voucher belanja di toko Anda. Jangan lupa untuk mecantumkan masa berlaku voucher tersebut.

8. Gratis Layanan Purna Jual — Berikan layanan perawatan produk yang pelanggan beli, gratis untuk 2 pekan atau 1 bulan pertama.

9. Konsultasi Gratis – Pelanggan bisa berkonsultasi mengenai penggunaan dan perawatan produk yang dia beli di toko Anda. Selama konsultasi, Anda juga bisa menawarkan produk pelengkap untuk produk yang sudah dibeli pelanggan.

10. Gratis Desain — Jika Anda pemilik bisnis percetakan, gratiskan biaya desain untuk pemesanan dalam jumlah tertentu.

- Diolah dari sebuah artikel di: http://www.wordsthatsell.com.au 
- Sumber gambar: http://2.bp.blogspot.com/-9_hfxcKsgns/TrwCBUaqyiI/AAAAAAAACmM/Xu8gaimGrYg/s1600/sold-out.gif
Tweet This
»»  READMORE...  

Tuesday, November 3, 2009

Yakinlah, semua pelanggan itu (sebenarnya) pemaaf






Sabtu pagi 7 Desember 2008 yang lalu, saya menelepon ke Plasma Computer Purwokerto, menanyakan keadaan hard disk yang saya perbaiki di sana. Sepekan sebelumnya, ketika saya menyerahkannya kepada salah seorang karyawan di sana, dia menjanjikan bisa memperbaiki dalam waktu 1 pekan. Saya pun mengiyakan ucapannya.

Hari itu, tepat 1 pekan sejak kedatangan saya ke Plasma Computer, ternyata hard disk belum selesai diperbaiki. Kecewa pastinya, karena itu artinya penantian sepekan tidak menghasilkan apa-apa. Apalagi, banyak pekerjaan yang terbengkalai akibat ketiadaan komputer (dan hard disk di dalamnya). Semakin kecewa dan marah, ketika si karyawan Plasma Computer yang menerima telepon saya, mencoba berkelit dengan alasan hari itu listrik mati. (So what gitu loh, saya hanya tahu hard disk selesai dalam 1 pekan. Mau listrik mati sehari, seminggu, atau bahkan setahun pun, saya ga mau tahu. Saya hanya memegang janji mereka).

Jam 10.30, saya sampai di Plasma Computer, rasanya sudah tak sabar untuk “membantai” pemilik toko yang tidak bertanggungjawab itu. Tapi, saya coba untuk bersikap wajar, apalagi saya bukan tipe orang “sadis”. Beruntung, saya langsung bertemu dengan Mas Deni, si pemilik toko sekaligus yang paling berpengalaman memperbaiki komputer. Ternyata, hard disk saya sempat terselip, sehingga belum selesai diperbaiki. Ajaib, hanya karena alasan “klasik” itu, rencana saya untuk memberi “pelajaran” kepada toko yang tidak bertanggung jawab ini, menguap begitu saja. Yang ada malah perasaan puas, karena sudah mendapatkan kejelasan kondisi hard disk saya yang sebenarnya dan mereka menjanjikan bisa diambil besok siang (Minggu). Tapi karena saya khawatir tidak sempat kesana hari itu, akhirnya kami sepakat hari Selasa hard disk saya ambil.

Dari sekelumit peristiwa di atas, semakin memahamkan saya tentang karakter pelanggan. Meski, dalam kasus tersebut saya lah pelakunya, saya yakin cukup menggambarkan orang kebanyakan. Pepatah “Pelanggan adalah Raja”, tidak bisa terbantahkan lagi. Dan kenyataan pelanggan itu sangat egois, juga benar adanya. Setiap manusia, pasti berprinsip what’s in it for me ( WIIFM), atau “apa manfaatnya buat saya?”. Seseorang mau berurusan dengan orang lain hanya jika dia punya kepentingan untuk dirinya sendiri. Jadi, kalau Anda sebagai pemilik bisnis, hanya mengharapkan keuntungan tanpa berusaha memberi manfaat ke pelanggan, saya jamin tidak yang akan sudi membeli produk Anda. Bahkan, melirik pun tidak. Dan satu lagi pelajaran yang bisa saya dapatkan, ternyata pelanggan itu sangat pemaaf.

Jika suatu saat Anda harus menghadapi seorang pelanggan yang merasa kecewa, pastikan Anda sudah menyiapkan cara untuk menanganinya. Mungkin beberapa cara berikut ini, bisa menambah amunisi Anda.
1. Selalu berpikir dan bersikap positif
Ketika seorang pelanggan merasa tidak puas dengan produk atau layanan Anda, justru suatu keberuntungan jika dia mau komplain kepada Anda. Karena, jika mendiamkannya, pastilah dia akan menyebarkan cerita buruk bisnis Anda kepada teman, keluarga, tetangga dan semua orang yang ditemuinya. Dan yang harus diingat, pelanggan marah kepada kesalahan bisnis Anda, bukan pada Anda sebagai individu. Jadi anda tak perlu emosional dan jangan pernah sakit hati karenanya.

2. Bertemu langsung dengan pelanggan
Usahakan, Anda bertemu muka langsung dengan si pelanggan, bukan melalui telepon atau surat. Dengan begitu, Anda bisa bisa mengamati gerak tubuh pelanggan yang menggambarkan kemarahannya, dan Anda bisa merespon dengan gerak tubuh yang tepat, sehingga bisa menunjukkan simpati Anda terhadap permasalahan pelanggan.

3. Sampaikan maaf, meskipun Anda tidak bersalah
Buang jauh-jauh ego Anda dan ucapkan maaf kepada pelanggan. Meski Anda yakin tidak melakukan kesalahan, jangan pernah membantah perkataan pelanggan. Ketika dalam keadaan marah, pelanggan belum bisa berpikir jernih, jadi jangan coba mendebatnya. Redakan dulu emosinya, setelah itu baru bicarakan pokok permasalahannya.

4. Bantulah secara tulus
Pastikan Anda mendengarkan keluhan pelanggan secara tulus dan serius, sehingga pelanggan merasa dihargai. Tunjukkan bahwa Anda siap sedia membantu mengatasi masalahnya, dengan seluruh kemampuan yang Anda miliki. Berkomunikasilah secara personal, sehingga akan lebih berkesan di mata sang pelanggan.
5. Tunjukkan bukti permohonan maaf Anda
Ucapan maaf saja, mungkin tidak cukup manjur mengobati sakit hati pelanggan. Coba berikan hadiah sebagai bentuk permohonan maaf Anda. Souvenir, voucher atau diskon khusus bisa Anda gunakan untuk mempererat kembali hubungan dengan pelanggan. Dengan cara ini, semoga bisa membuat pelanggan kembali ke toko Anda di hari berikutnya.

Bisnis yang baik bukan berarti tidak melakukan kesalahan, melainkan yang bisa mengubah kesalahan yang mereka lakukan menjadi nilai tambah bagi bisnisnya. Menangani dengan baik kekecewaan seorang pelanggan, akan menciptakan pelanggan yang setia. Dan dia pun akan menceritakan kisahnya ke orang lain, maka proses gethok tular akan berjalan..Jadi, jangan pernah takut melakukan kesalahan untuk menjadikan bisnis Anda lebih baik dan menguntungkan, karena pelanggan setia akan senang hati memaafkan kesalahan Anda.

- Sumber gambar:  http://t0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcTis97_fUTm4MfZhxRhDB_cmuU_S7cDb4ze-cCyiG0pcJKYNbib
Tweet This
»»  READMORE...  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...