Thursday, November 29, 2007

22 Pertanyaan untuk Merencanakan Pemasaran Tahunan

Tahun 2008 segera menjelang. Sudahkah Anda merencanakan program pemasaran perusahan Anda ? Pastikan tidak ada yang terlewatkan untuk menciptakan perencanaan pemasaran yang efektif selama setahun ke depan. Berikut ada 22 pertanyaan yang semoga bisa membantu Anda.
1. Dimana posisi kita saat ini ?
2. Apa tujuan dan sasaran kita ?
3. Faktor eksternal apa yang mempengaruhi bisnis kita dan bagaimana cara meminimalkan ancaman serta memanfaatkan kesempatan yang ada ?
Produk
4. Apakah kita perlu meningkatkan kualitas atau fitur produk kita ?
5. Apakah jenis produk atau layanan perlu disesuaikan dengan perubahan permintaan pasar ?
6. Apakah produk kita sudah sesuai dengan posisi di pasar dan sejalan dengan kebutuhan pelanggan ?
Harga
7. Bagaimana perbandingan harga produk kita dengan produk pesaing ?
8. Apakah ada peluang untuk menaikkan harga ?
9. Apakah kita perlu menambah diskon untuk distributor dan agen ?
10. Bisakah kita mengurangi biaya produksi tanpa mengurangi kualitas produk ?
Distribusi
11. Perusahaan aau organisasi mana yang potensial untuk diajak kerjasama dan bagaimana cara mendekati mereka ?
12. Bisakah kita meningkatkan layanan purna jual ?
13. Bisakah kita menjangkau pasar baru dan apakah perlu dengan merebutnya dari pesaing ?
14. Apakah dengan meningkatkan layanan pelanggan akan mempengaruhi peningkatan jumlah pelanggan ? Dan apa yang bisa kita lakukan untuk mewujudkan hal itu ?
15. Apakah ada ceruk pasar yang bisa kita manfaatkan ?
Promosi
16. Apakah kita perlu meningkatkan rasio konversi penjualan? Jika perlu, bagaimana caranya ? dengan penawaran khusus, pelatihan karyawan penjualan, up-selling atau cross-selling ?
17. Perlukah kita meningkatkan nilai transaksi rata-rata pelanggan? Jika perlu, bagaimana caranya ?
18. Bagaimana cara untuk meningkatkan frekuensi klien untuk berbisnis dengan kita sepanjang tahun ?
19. Apakah biaya per pelanggan perlu dikurangi secara signifikan ?
20. Jenis promosi apa yang efektif untuk perusahaan kita dan bagaimana cara mengembangkannya untuk meningkatkan penjualan ?
21. Apa yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan referral ?
22. Apa yang pelanggan pikirkan tentang layanan kita, produk kita dan apakah mereka akan senang jika kita menawari produk kita di kemudian hari ?
sumber : Imaginicity, part of the Words that Sell Pty Ltd Group of Companies.
Tweet This
»»  READMORE...  

Tuesday, November 27, 2007

7 Trik Menjual Ruang Iklan dengan Cepat


 



Anda bekerja sebagai account executive di perusahan media ? Dan sering kesulitan memenuhi target penjualan space iklan di media Anda ?. Semoga tulisan singkat berikut ini, bisa membantu Anda menjual ruang iklan lebih banyak dan lebih cepat.
1. Berikan diskon untuk setiap pemasangan iklan. Sedikit berbaik hati untuk pelanggan, merupakan investasi jangka panjang yang menguntungkan.
2. Tawarkan bonus atau diskon tambahan untuk pemasang iklan yang memperpanjang kontrak. Pelanggan adalah sumber pendapatan yang tidak akan pernah habis, selama dia masih memasang iklan di media Anda.
3. Tulis artikel yang berhubungan dengan produk klien Anda. Produsen pakaian pasti lebih tertarik memasang iklannya pada halaman yang memuat artikel fashion.
4. Yakinkan klien dengan garansi efektivitas iklan. Jika klien tidak puas dengan efektivitas iklannya, berikan kembali seluruh uang klien Anda.
5. Berikan bonus tambahan untuk pemasang iklan. Souvenir dengan harga yang terlalu mahal, akan menambah keyakinan bagi pelanggan untuk membeli ruang iklan Anda.
6. Tawarkan paket beli 2 gratis 1. Berikan harga yang terbaik bagi pelanggan, selama Anda masih mendapatkan keuntungan.
7. Tawarkan layanan desain iklan dengan harga murah atau bahkan gratis. Jelaskan kepada klien Anda, bagaimana desain iklan sangat mempengaruhi efektivitas iklan.
Tweet This
»»  READMORE...  

Saturday, November 24, 2007

Kekuatan “ Jingle ” Iklan

Anda pernah ngalami kejadian seperti di bawah ini ?
“Pernah liat iklan X terbaru, Mas ?”.
“Yang kaya gimana?”
“Yang itu lho. Ada anak kecil lari di sawah gitu “ .
“Ow… Yang ada petani lagi nyangkul itu”.
“Bukan, Mas. Itu sich, iklan Y yang baru”.
“Aku tahu. Yang ada orang ketabrak becak kan ?”
“Bukan juga. Kalo itu, iklannya Z.”
“Trus, yang mana ?”
“ Aaargh…!”

Susah njelasinnya, kan ? Coba kalo begini,
“Woi, ente udah liat iklannya X yang baru ? “
“Yang kaya gimana, Coy ? “
“Itu, lho. Yang ada orang bulan madu di pantai. Ada lagunya kaya gini, Dari sebutir yang kau beri, segenggam yang kudapat…”
“Ow…, yang itu. Bagus banget tuch iklan. Lagunya pas banget. “
“Iya, ceritanya juga bagus. Tentang kebaikan yang terus mengalir. Kena banget, dech.”
“Gue jadi pengin beli produknya.”
“Ane juga. Ya udah, kita pergi bareng aje.yuk!”
Kesimpulan Anda ?
Tweet This
»»  READMORE...  

Thursday, November 22, 2007

Keep It Simple, Stupid !


Mungkin ungkapan tadi terlalu kasar ya, tapi kayaknya perlu sich,untuk meyadarkan kita dari pesona sebuah kerumitan. Ketika semua orang ingin menjadi serba bisa. Berusaha terlihat lebih pintar dengan istilah-istilah canggih. Membesarkan perusahaan dengan mengakuisisi perusahaan pesaing. Atau meluncurkan merek-merek baru untuk memenuhi keinginan pasar.
Menjadi lebih besar bisa berarti melipatkan sumberdaya perusahaan, sehingga mampu meningkatkan laba perusahaan dengan merebut pangsa pasar lebih besar. Tapi, menjadi besar kadang malah menambah masalah. Birokrasi menjadi berlapis-lapis. Komunikasi semakin banyak halangan, dan kerumitan yang lain. Kalo sudah begini, mungkin sudah saatnya perlu ucapan KISS, Keep It Simple Stupid !.
Prinsip inilah yang coba dikemukakan dalam buku The Power of Simplicity karangan Jack Trout bersama Steve Rivkin. Kedua penulis ini cukup rajin menulis tentang marketing, khususnya yang membahas positioning. Jack Trout adalah presiden Trout and Partners, yang menangani kien seperti AT&T, IBM, Merck dan Southwest Airlines. Sementara Steve Rivkin juga merupakan kepala kantor komunikasi yang mengani banyak klien, diantaranya Kraft Foods.
Menjadi lebih simple atau sederhana adalah solusi untuk survive dalam persaingan bisnis yang menggila. Di buku The Power of Simplicity ini, dibahas apa saja yang harus disederhanakan dalam perusahaan. Mulai dari menyederhanakan mindset atau pola pikir SDM-nya. Kemudian manajemen yang ramping dan efektif. Deklarasi visi dan misi perusahaaan yang lebih jelas. Sampai dengan isu-isu kemanusiaan yang menyangkut motivasi dan pengembangan diri.
Beberapa perusahaan dijadikan studi kasus yang menjelaskan penerapan prinsip kesederhanaan ini. Seperti Papa John’s Pizza, Southwest Airlines, Palm Pilot Organizer dan Kohl’s Department Stores. Dalam rangkuman sederhana bab terakhir, disebutkan “ Buatlah bisnis Anda sesederhana mungkin, maka hal-hal baik akan terjadi “. Bagaimana menurut Anda ?
Tweet This
»»  READMORE...  

Monday, November 19, 2007

Pemasaran untuk Semua, Semua untuk Pemasaran

Jika kita berbicara tentang fungsi dan kegiatan pemasaran di sebuah perusahaan, pastilah bagian pemasaran yang menjadi aktor utamanya. Seakan-akan, hanya merekalah yang paling tahu soal pemasaran. Dan ketika produk perusahaan itu meraih penjualan yang bagus dan masyarakat sangat menyukai produk tersebut, bagian pemasaran menjadi bintang yang bersinar terang. Begitu juga sebaliknya, ketika produk tidak laku di pasaran, bagian marketing menjadi tersangka utama kegagalan tersebut.
Sebenarnya, tren pemasaran yang berkembang saat ini tidak seperti itu. Pemasaran merupakan fungsi dan kegiatan utama dalam perusahaan. Tanpa pemasaran yang baik, produk tidak bisa dijual dengan baik. Tanpa penjualan, perusahaan tidak mendapatkan keuntungan. Tanpa keuntungan yang cukup, perusahaan tidak bisa berjalan dengan sempurna. Dan akhirnya akan mati perlahan. Oleh karena itu, pemasaran adalah tugas bersama dari semua bagian dan semua orang yang tergabung dalam perusahaan tersebut. Mulai dari pemegang saham, direktur, manajer, staf, bahkan sampai yang bertugas membersihkan toilet kantor, harus ikut mendukung tugas pemasaran. Tentu saja sesuai dengan kemampuan dan kapasitas masing-masing
Seharusnya, hal ini bisa menjadi mudah, karena semua orang dilahirkan sebagai seorang pemasar. Anda tidak percaya ? Dulu ketika kita masih bayi, apa yang kita lakukan untuk mendapatkan kesegaran ASI dari ibu kita ? Kemudian, di usia berikutnya ketika kita merengek kepada ayah kita untuk membelikan mobil-mobilan model terbaru, apa yang sedang kita lakukan ? Ya !, kita sedang memasarkan produk berupa kepentingan atau kebutuhan kita, kepada orang tua kita. Begitu juga pemasaran
Investor, harus bisa memasarkan konsep investasinya di perusahaan kepada istri dan anak-anaknya, kalo perlu kepada keluarga besarnya. Dia juga bisa memberikan kesan baik kepada masyarakat, yang Hal ini untuk menjaga kepercayaan
Direktur, harus bisa memasarkan nama baik dan integritas dirinya, supaya masyarakat tidak mencapnya sebagai orang yang tidak baik. Dia juga harus memasarkan kehandalan dan ketangguhan perusahannya, prospek kemajuan perusahaan ke depan dan kepedulian perusahaan kepada masyarakat. Tentu juga komitmen perusahaan untuk menaati pajak dan kebijakan pemerintah setempat.
Manajer Personalia, perlu bekerja keras untuk memasarkan jaminan kerja yang ditawarkan perusahaan kepada karyawannya. Gaji yang mencukupi, jenjang karir yang jelas, dan system pelatihan yang mendukung pengembangan SDM di perusahaan.
Kemudian, Manajer Produksi yang selalu berusaha mencipakan produk yang tidak hanya berkualitas, tetapi juga bisa menjawab kebutuhan pasar. Produk yang bisa memasarkan dirinya sendiri, tanpa harus di
Lalu, bagaimana peran office bor atau bagian Cleaning Service perusahaan ? Tentu saja, banyak hal yang bisa mereka lakuka. Membuat karyawan nyaman ketika beraktivitas, dengan memastikan ruang kerja yang bersih. Meyakinkan tamu perusahaan akan ketelitian perusahaan yang bisa dilihat dari toiletnya yang bersih dan wangi. Atau sekedar memberikan senytuman yang tulus kepada semua yang ditemuinya sehingga bisa menginspirasi mereka untuk melakukan hal yang sama. Dan masih banyak hal lainnya yang bisa mendukung perusahaan untuk memnuhi tujuannya.
Jadi, siapapun Anda dan dimanapun posisi Anda berada, berlakulah sebagai seorang pemasar. Pasarkan diri Anda, integritas Anda, kemampuan Anda dan komitmen Anda kepada semua orang.
Tweet This
»»  READMORE...  

Saturday, November 17, 2007

Kepuasan Pelanggan ? Sudah Lupa Tuch…

Setiap perusahaan, apalagi yang memasarkan jasa, pasti menjadikan kepuasan pelanggan sebagai tujuan utamanya. Tetapi, apakah cukup hanya dengan kepuasan pelanggan ? Apakah perusahaan mendapatkan keuntungan dari pelanggannya yang puas. Atau kepuasan pelanggan hanya sekedar kosmetika yang tidak ada sangkut pautnya dengan keuntungan perusahaan ?
Kepuasan PelangganLoyalitas Pelanggan
Yang perlu Anda ketahui, Kepuasan Pelanggan ternyata tidak ada sangkut autnya dengan Kesetiaan atau Loyalitas Pelanggan. Kepuasan Pelanggan merupakan parameter dari penerimaan pelanggan terhadap layanan produk atau jasa yang dia dapatkan. Kepuasan terjadi jika pelanggan mendapatkan lebih dari apa yang dia harapkan. Minimal, sama dengan yang dia harapkan. Pelanggan yang puas dengan suatu produk, belum tentu akan membeli produk itu lagi. Bisa jadi, karena ada produk lain dengan harga lebih murah, atau ada produk lain yang kualitasnya lebih bagus. Dan masih banyak alasan pelanggan tidak membeli ulang suatu produk, padahal dia puas terhadap produk tersebut.
Sedangkan Loyalitas Pelanggan adalah parameter perilaku pelanggan untuk menggunakan kembali suatu produk atau layanan yang pernah dia gunakan. Jadi, salah kalo kita puas dan berhenti hanya dengan pujian pelanggan atas produk dan layanan kita, tanpa ada jaminan bahwa pelanggan akan kembali membeli produk kita. Bukankah perusahaan bisa berjalan dari keuntungan penjualan, bukan dari sekedar sanjungan yang selangit ?.
Loyalitas Pelanggan = Keuntungan Perusahaan
Keuntungan perusahaan baru bisa didapat ketika pelanggan membeli kembali produk kita. Perilaku pembelian kembali inilah yang disebut dengan Loyalitas Pelanggan. Bahkan, tidak hanya membeli kembali, pelanggan juga meningkatkan jumlah dan nilai pembeliannya. Misal, bulan lalu, pelanggan A membeli 1 produk merek X di toko kita, seharga Rp. 100.000,-. Bulan ini, pelanggan tersebut membeli lagi produk merek X, kali ini sejumlah 2 unit senilai Rp. 200.000,-. Atau pelanggan A membeli 1 produk merek Y, seharga Rp. 300.000,-. Atau yang terjadi adalah pelanggan A mengajak orang lain untuk membeli produk merek X, hanya karena dia puas dengan produk tersebut. Inilah yang disebut Loyalitas Pelanggan, dan keuntungan perusahaan sangat bergantung padanya.
Bagaimana caranya ?
Ada beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk mengubah Kepuasan Pelanggan menjadi Loyalitas Pelanggan. Yang paling sederhana adalah dengan Up Selling, atau meningkatkan penjualan pelanggan. Contoh praktek penerapannya, dengan memberikan kupon potongan belanja untuk pembelian produk yang sama di kemudian hari. Misal, pelanggan A membeli produk bermerk X, kita memberi voucher belanja atau potongan harga untuk produk X untuk pembelian berikutnya. Hal ini, akan meningkatkan kemungkinan pelanggan A membeli produk merk X di kemudian hari.
Cara yang lain adalah Cross Selling, atau penjualan silang. Bisa dilakukan dengan merk produk kita yang lain atau dengan produk divisi lain dalam satu perusahaan . Misal, untuk pembelian produk merek X, pelanggan menerima voucher untuk pembelian produk merk Y. Atau voucher makan di restoran Z yang masih satu grup perusahaan. Dan masih banyak cara lain yang bisa digunakan dalam menciptakan Loyalitas Pelanggan, untuk semakin meningkatkan keuntungan perusahaan. Jadi, Kepuasan Pelanggan ? sudah lupa tuch…
Tweet This
»»  READMORE...  

Friday, November 16, 2007

Iklan atau publikasi PR ?

Selama ini, mungkin banyak dari kita yang masih bingung membedakan antara iklan dan publikasi yang dibuat bagian Public Relation ( PR ).
Kalo dilihat dari tujuannya, kedua makhluk diatas sama-sama bertujuan mengkomunikasikan kepentingan perusahaan kepada khalayak. Tapi, secara prinsip ada beberapa hal yang membedakan antara iklan dan publikasi yang dibuat PR.
Iklan, terlihat lebih keren dengan tampilan yang lebih menarik dan kreatif. Karena iklan ditayangkan di media dengan membayar. Sedangkan PR menerbitkan publikasi, yang ditayangkan di media tanpa membayar. Rilis pers, konferensi pers,dan bulletin perusahaan adalah beberapa publikasi yang menjadi tanggung jawab PR. Bisa dibilang, PR adalah penghubung perusahaan dengan media.
Selain itu, tugas PR adalah menjadi juru bicara perusahaan kepada masyarakat. Melayani wawancara di televisi atau radio, mengikuti pertemuan resmi antar perusahaan, menghadiri pameran, menyusun berita untuk disampaikan ke media, menangani acara open house perusahaan, dan semua hal yang berkaitan komunikasi perusahaan ke masyarakat.
Jadi, seorang PR harus siap bekerja keras dengan segudang pekerjaan. Punya pikiran yang terbuka, mudah menyesuaikan diri dengan suasana baru dan sebisa mungkin menjalin hubungan yang baik dengan semua pihak
Beberapa perbedaan prinsip iklan dan PR :
  1. Iklan ditayangkan dengan membayar ke media, sedangkan PR harus mengusahakan media menayangkan publikasi perusahaan, tanpa membayar. Publikasi yang dibuat, haruslah memiliki nilai berita yang tinggi ( newsworthy ).
  2. Dengan membayar iklan, kita bisa mengatur tampilan atau bagaimana dan kapan iklan kita ditayangkan. Sedangkan untuk publikasi , tidak bisa mengatur bagaimana dan kapan berita yang kita kirim ditayangkan di media. Sepenuhnya ditentukan oleh pihak media.
  3. Untuk iklan, kita bisa mengusahakan untuk ditayangkan sesering yang diinginkan, menyesuaikan dana yang dianggarkan. Untuk PR, satu berita ditayangkan hanya sekali. Kecuali, berita yang sangat besar dengan pembahasan yang berlanjut.
  4. Dari iklan, pembaca tahu kalo kita sedang menjual sesuatu kepada mereka, dan biasanya timbul ketidakpercayaan pembaca terhadap pesan yang kita sampaikan. Kalau melalui publikasi, pesan kita disampaikan oleh pihak ketiga, sehingga lebih bisa dipercaya oleh pembaca.
Tweet This
»»  READMORE...  

Thursday, November 15, 2007

Apa sich enaknya jadi orang marketing ?

Hanya bisa mereka-reka program yang boro-boro bisa menghasilkan keuntungan perusahaan, bahkan belum jelas bisa diterapkan atau tidak. Membuat acara peluncuran produk baru yang gemerlap dengan bintang tamu selebriti papan atas, Memaksakan untuk membuat iklan yang cantik dan indah, dengan biaya selangit dan lagi-lagi hanya membuang anggaran perusahaan.
Atau mengadakan undian berhadiah dengan iming-iming hadiah heboh yang nilainya bisa ribuan bahkan ratusanribu kali dari harga jual produk. Yang itu hanya sedikit menaikkan penjualan selama masa promosi. Berusaha menciptakan merek fenomenal, dengan logo unik yang dipesan di konsultan merek terkenal. Kemudian membuat program pengenalan merek, yang menjangkau semua kalangan masyarakat. Ditambah dengan sponsorship acara olahraga terpopuler, atau mengadakan acara sosial yang diliput seluruh media nasional.
Dan program-program canggih lainnya yang tidak hanya spektakuler, tapi juga menguras habis keuangan perusahaan. Semua itu dilaksanakan dengan mengatasnamakan program marketing terpadu, atau upaya pembangunan merek dan istilah-istilah cantik lain yang diambil dari buku-buku pemasaran terlaris abad ini. Dan beberapa waktu kemudian, si orang marketing ini terlihat turun dari bis kota tepat di halaman depan gedung perkantoran, dengan membawa map bertuliskan kode MKTG didepannya…
Tweet This
»»  READMORE...  
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...